Oleh : Tatang Somantri S.Pd.I
Psikologi yang dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan.
Psikologi pada mulanya di gunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai dari yang primitive sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, pisikologi memiliki batasan-batasan tertentu yang berada di luar kaedah keilmuan dan etika falsafi. Kidah saintifik dan patokan etika filosofi ini tak dapat di bebankan begitu saja sebagai muatan psikologi (Rebek, 1988)
Karena kontak dengan di siplin itulah, maka maka timbul berbagi macam defenesi psikologi yang stu sama lain berbeda, Seperti :
Bruno (1987), membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada perinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”, ketiga psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “ tingkah laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai “ …the science of humen and animal behavior, the study of the organism in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment. (Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam kerumitannya ketika bereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakan yang mengubah lingkungan). Sementara itu, Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld seperti yang di kutip Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi jauh lebih sederhana daripada defenisi di atas, yakni psikologi ialah studi tentang hakikat manusia.
Selanjutnya, dalam Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai “Cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respons organisme dan hubungannya dengan lingkungan.
Dalam defenisi-definisi di atas tampak jelas persamaan-persamaan di samping perbedaan pandangan para ahli. Namun terlepas dari perbedaan dan persamaan tersebut, pendapat yang lebih relevan (berkaitan dengan kepentingan) untuk di pedomani sehubungan dengan topik-topik pembahasan dalam buku ini adalah pendapat Gleitman dan Boring dam Lengfeld. Pendapat itu juga disamping tidak berbelit-belit juga hanya menitik beratkan pada kepantingan organisme manusia.
Pendapat-pendapat itu sesuai dengan kenyataan yang anda selama ini, yakni para ahli pada umumnya lebih banyak menekankan penyelidikan terhadap tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniah (aspek psikomotor) maupun yang bersifat rohaniah (aspek kognitif dan apektif). Tingkah laku psikomotor (ranah kersa) bersifat terbuka. Tingkah laku terbuka meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan seterusnya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan seterusnya.
Alhasil, secara singkat dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa psikologi adalah “ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia”
Sumber : www.pendidikankita.com
Artikel Lain :
Hakekat Mental
Psikologi yang dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan.
Psikologi pada mulanya di gunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai dari yang primitive sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, pisikologi memiliki batasan-batasan tertentu yang berada di luar kaedah keilmuan dan etika falsafi. Kidah saintifik dan patokan etika filosofi ini tak dapat di bebankan begitu saja sebagai muatan psikologi (Rebek, 1988)
Karena kontak dengan di siplin itulah, maka maka timbul berbagi macam defenesi psikologi yang stu sama lain berbeda, Seperti :
- Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
- Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
- Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior); dan lain-lain defenisi yang sangat tergantung pada sudut pandang yang mendefenisikannya
Bruno (1987), membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada perinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”, ketiga psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “ tingkah laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai “ …the science of humen and animal behavior, the study of the organism in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment. (Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam kerumitannya ketika bereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakan yang mengubah lingkungan). Sementara itu, Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld seperti yang di kutip Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi jauh lebih sederhana daripada defenisi di atas, yakni psikologi ialah studi tentang hakikat manusia.
Selanjutnya, dalam Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai “Cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respons organisme dan hubungannya dengan lingkungan.
Dalam defenisi-definisi di atas tampak jelas persamaan-persamaan di samping perbedaan pandangan para ahli. Namun terlepas dari perbedaan dan persamaan tersebut, pendapat yang lebih relevan (berkaitan dengan kepentingan) untuk di pedomani sehubungan dengan topik-topik pembahasan dalam buku ini adalah pendapat Gleitman dan Boring dam Lengfeld. Pendapat itu juga disamping tidak berbelit-belit juga hanya menitik beratkan pada kepantingan organisme manusia.
Pendapat-pendapat itu sesuai dengan kenyataan yang anda selama ini, yakni para ahli pada umumnya lebih banyak menekankan penyelidikan terhadap tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniah (aspek psikomotor) maupun yang bersifat rohaniah (aspek kognitif dan apektif). Tingkah laku psikomotor (ranah kersa) bersifat terbuka. Tingkah laku terbuka meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan seterusnya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan seterusnya.
Alhasil, secara singkat dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa psikologi adalah “ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia”
Sumber : www.pendidikankita.com
Artikel Lain :
Hakekat Mental
0 comments
Post a Comment